Pakaian Adat Aceh Gayo

Read Time:7 Minute, 31 Second

Pakaian Adat Aceh Gayo – Busana Adat Aceh – Aceh yang kita kenal sebagai serambi Mekkah merupakan salah satu daerah yang tidak bisa dijajah oleh Belanda. Persatuan dan keutuhan masyarakat Aceh menjadi salah satu alasan terkuat mengapa Belanda tidak bisa membelah impera dengan sempurna. Karakter masyarakat, prinsip-prinsipnya, budaya dan kesatuannya sedikit banyak dilambangkan dengan pakaian adat Aceh. Seperti apa pakaian adat Aceh?

Aceh adalah provinsi yang terletak di ujung utara dan barat Indonesia. Aceh yang memiliki luas 57.956,00 km2 berpenduduk 5.274.871 jiwa. Dalam catatan sejarah, Aceh dianggap sebagai tempat penyebaran Islam pertama kali di Indonesia. Tidak hanya itu, Aceh bahkan memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Jangan heran jika Aceh dijuluki Serambi Mekkah.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Pakaian Adat Aceh Gayo

Aceh tidak pernah dijajah oleh penjajah karena persatuan, persatuan dan semangat kemerdekaannya yang sangat kuat. Untuk itu, Aceh diberi gelar Daerah Istimewa. Karena alasan sejarah tersebut, Aceh memiliki otonomi tersendiri dalam beberapa aspek seperti:

Sisi Unik Pakaian Adat Ulee Balang Dari Aceh, Apa Saja?

Hal ini tidak mengherankan karena umat Islam di Aceh memiliki proporsi tertinggi di Indonesia dan nilai mereka didasarkan pada budaya masyarakat Aceh.

Pakaian adat Aceh disebut Ulee Balang. Pakaian adat Aceh, seperti pakaian adat pada umumnya, menunjukkan keunikan adat istiadat yang dipraktikkan di Daerah Istimewa Aceh. Keistimewaan pakaian adat Aceh menjadi salah satu ciri penting yang membedakannya dengan pakaian adat lainnya. Dan pakaian adat khas Aceh merupakan perpaduan budaya Melayu dan Islam.

Pada awalnya, Ulee Balang ini hanya digunakan oleh Keluarga Kerajaan. Tapi sekarang semua orang bisa memakai baju ini. Ulee Balang memiliki dua jenis pakaian yaitu Linto Baro yang dikenakan oleh pria Aceh dan Daro Baro yang dikenakan oleh wanita Aceh. Untuk lebih jelasnya, mari kita selesaikan Grameds kita di bawah ini:

Busana Linto Baro yang dikenakan pria terdiri dari berbagai unsur seperti baju, celana panjang, senjata adat, hiasan kepala dan hiasan lainnya. Busana ini dikenakan oleh pria Aceh pada acara pernikahan, Meugang, Peusijuk, Tung Dara Baro (Ngunduh Mantu), acara adat dan peringatan.

Disbudpar Aceh Gelar Festival Busana Adat, Hadirkan Desainer Lokal

Baju ini berbentuk bescap atau blazer yang digunakan sebagai atasan pria Aceh. Pakaian ini sudah umum dipakai oleh pria Aceh sejak zaman kerajaan Samudra Pasai dan Perlak.

Biasanya baju ini terbuat dari sutra atau katun tenun berwarna hitam. Bagi orang Aceh, warna hitam melambangkan keagungan, jadi baju ini melambangkan keagungan laki-laki Aceh.

Anda akan menemukan sulaman benang emas dari leher hingga dada dan manset. Sulaman memiliki motif bunga dan daun. Misalnya seumanga (kennanga), bungong glima (delima), seulupok (temtai), keupula (bunga pisang), kundo, pucok reubong (tumpal) dan lain-lain. Anda jarang menemukan sulaman dengan motif binatang.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Makna motif bordir berbeda-beda dan tidak semua bisa diungkapkan. Misalnya motif pucok reubong (tumpal) yang berarti kesuburan dan kebersamaan. Mereka yang mengenakan pakaian bermotif diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam hal rezeki dan anak-anak mereka diharapkan sebagai penerus.

Celebrating The Women Of Sumatra & Sumatra Coffee

Kerah baju Meukeusah terlihat seperti kerah cheongsam. Meskipun pakaian adat Aceh kental dengan Islam dan budaya Melayu, pakaian ini tidak luput dari pengaruh budaya Tionghoa yang masuk ke Aceh. Para perancang busana adat Aceh menambahkan kerah karena terinspirasi dari kerah orang Tionghoa yang melintas di Aceh sebagai pedagang dari negeri tirai bambu.

Celana Sileuweu merupakan bagian dari busana Meukeusah dari set Linto Baro. Seperti atasan, celana ini berwarna hitam namun berbahan katun. Bentuknya melebar ke bawah dan ada sulaman emas di atasnya. Celana ini disebut juga Celana Cekak Musang.

Pria Aceh, setelah memakai celana panjang, memakai sarung yang terbuat dari kain Songket agar nama baik pemakainya lebih terlihat. Sarung ini dikenakan di pinggang dan memanjang di atas lutut, mungkin sekitar 10 cm. Sarung ini juga disebut dengan nama lain yaitu Ija Kroeng, Ija Lamugap dan Ija Sangket.

Kuatnya pengaruh Islam dalam budaya Aceh merambah pada pakaian adat masyarakat Aceh, salah satunya adalah penutup kepala yang disebut Mớetop. Jika diperhatikan dengan seksama, Mêrtop dengan kerudung yang digunakan oleh para sultan Turki.

Kain Tradisional Kerawang Gayo

Bagian atas terbuat dari kain tenun bordir. Sulaman ini berwarna hijau, kuning, hitam dan merah. Hijau melambangkan kedamaian yang dibawa Islam. Kuning melambangkan kerajaan. Hitam berarti ketegasan dan keagungan. Dan merah berarti keberanian dan kepahlawanan. Jadi pria yang memakai Mớetop ini adalah pria Aceh yang menjalankan ajaran Islam dengan damai dan memiliki ketangguhan serta berperilaku seperti raja, seperti pahlawan.

Di bagian atas, Mêrtop dihiasi dengan Tampoek yang terbuat dari emas atau perak berlapis emas. Terkadang ada batu-batu kecil yang diapit di antara perhiasan emas atau perak. Bagian depan Mớetop dibungkus dengan kain tenun tradisional Aceh kemudian dibungkus dengan kain yang disebut Ija Teungkulok. Kain tenun dihias dengan sulaman emas atau perak dengan salah satu ujung kain menghadap ke atas.

Pakaian adat untuk pria, tidak jauh berbeda dengan pakaian adat di daerah lain, kurang lengkap jika tidak dilengkapi dengan senjata tradisional. Pakaian adat Aceh untuk pria dilengkapi dengan Rencong. Umumnya, Rencong diselipkan ke dalam lipatan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Bagian pegangan didesain menonjol.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Rencong merupakan simbol keberanian, identitas diri dan ketangguhan masyarakat Aceh. Rencong memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Titah Sultan terbuat dari emas dan matanya diukir berupa ayat-ayat suci Alquran. Sedangkan rencong selain sultan terbuat dari kuningan, perak, besi putih, gading dan kayu.

Tari Sining, Tari Masyarakat Gayo (2)

Achilleus percaya bahwa rencong memiliki bentuk yang mewakili ungkapan Bismillaahirrahmaanirrahim dalam Islam. Merupakan doa dan menambah keyakinan untuk menggunakan rencong dengan benar dan percaya diri.

Penggunaan Rencong sangat terkenal dalam budaya Aceh. Maka tak heran jika Aceh juga disebut sebagai negeri Renchong. Namun, penggunaan rencong saat ini terbatas pada situasi tertentu karena tidak lagi dalam situasi pertempuran.

Selain Rencong, senjata tradisional Aceh lainnya adalah Siwah. Bentuknya hampir mirip dengan Renchong, namun lebih tinggi, besar dan lebih mewah dari Recong. Anda akan selalu menemukan perhiasan yang menghiasi gagang Siwah berkilau.

Dalam acara besar Siwah lebih dianjurkan karena menunjukkan kehebatan orang Aceh karena fungsi utamanya adalah perhiasan dan senjata. Sedangkan Rencong lebih menunjukkan kepahlawanannya.

Pakaian Adat Aceh Beserta Penjelasannya

Gagang siwah terbuat dari kayu berkualitas, perak bahkan emas. Gagangnya dihiasi dengan ukiran tradisional Aceh atau motif rebung. Mata Siwah terbuat dari pedang tua atau besi putih. Cangkir dengan pegangan mendapat cangkir emas atau perak, dan tidak lupa dihiasi dengan perhiasan. Kain sarung Siwah terbuat dari gading, perak atau emas, dengan hiasan ukiran motif tumbuhan merambat.

Daro Baro adalah satu set pakaian adat Aceh yang dikenakan oleh wanita Aceh. Daro Baro terdiri dari kalung, celana panjang, selendang, aneka perhiasan dan bros. Seperti pakaian adat wanita di daerah lain, Daro Baro juga memiliki banyak hiasan agar wanita yang memakainya terlihat semakin cantik dan mempesona.

Jika Linto Baro didominasi warna hitam, Daro Baro memiliki variasi warna mulai dari merah, ungu, kuning, dan hijau. Bagaimana dengan pakaian tradisional Daro Baro ini? Mari kita bahas Grameds secara detail di bawah ini.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Atasan yang dikenakan wanita Aceh saat mengenakan pakaian adat Aceh berupa kemeja dengan suspender. Bahan dasar baju kawat gigi hampir sama dengan Meukeusah, yaitu tenunan sutera dengan sulaman emas yang menghasilkan motif yang indah.

Buku Ragam Hias Kerawang Gayo Dan Meshikat Alas Diterbitkan

Busana ini merupakan perpaduan budaya Melayu, Islam dan Tionghoa. Kerah fitting bajurung hampir terlihat seperti pakaian wanita dari Cina. Bentuk busana yang panjang dan memanjang hingga pinggul, menutupi badan dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh perempuan merupakan adaptasi budaya Melayu dan Islam. Dengan kata lain, kemaluan pemakainya tidak terlihat dari luar.

Celana ini merupakan pakaian sekunder dari baju kuning dan umumnya celana yang dikenakan pria dan wanita Aceh adalah sama baik bentuk maupun bahannya. Lebar di bagian bawah. Tapi warnanya berubah, bukan hitam seperti pria.

Wanita Aceh memakai sarung sebagai lapisan luar celana Cekak Musang sehingga pinggul wanita tertutup sempurna tanpa memperlihatkan bentuk tubuhnya. Sarung ini adalah kain sangket yang diikat dengan selempang perak atau emas dari pinggang sampai di bawah lutut. Generasi ini disebut Taloe Ki leng Patah Sikureueng.

Semua desain dirancang untuk menutupi aurat wanita karena pakaian adat Aceh sejalan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini tidak terlepas dari hiasan kepala yang disebut Patam Dhoe. Hiasan kepala ini merupakan mahkota unik yang dirancang untuk menutupi kemaluan di kepala. Sebelum menggunakan Patham Doi, wanita Aceh umumnya akan mengenakan hijab terlebih dahulu.

Warna Warni Di Gayo Alas Art Carnival

Bagian tengah Patam Dhoe diberi kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad. Lafadz dikelilingi motif bunga dan polkadot. Orang Aceh sering menyebut gabungan Lafadz dan kaligrafi Bungoh Kalimah ini. Mahkota ini juga digunakan sebagai tanda bahwa wanita yang memakainya sudah menikah dan suaminya memiliki tanggung jawab terhadapnya.

Keureusang atau bros ini melekat pada baju. Keureusang ini tergolong barang mewah karena umumnya terbuat dari emas berbentuk hati dan dihiasi singgasana dari intan dan intan (kabarnya sampai 102 intan dan intan). Ukuran keureusang panjang 10 cm dan lebar 7,5 cm.

Pin strip digunakan untuk mengikat pakaian adat Aceh untuk wanita. Bahannya emas dan motifnya seperti motif kain tenun berbentuk kuncup bunga.

Pakaian Adat Aceh Gayo

Gayo aceh, baju adat aceh gayo, pakaian baju adat aceh, pakaian nikah adat aceh, pakaian adat aceh namanya, pakaian aceh gayo, pakaian adat aceh animasi, pakaian adat aceh laki2, pakaian adat aceh perempuan, baju pengantin adat aceh gayo, pakaian adat suku gayo, pakaian adat gayo

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pakaian Adat Malang Jawa Timur
Next post Pakaian Tradisional Kaum Di Malaysia