Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Read Time:7 Minute, 37 Second

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah – Aceh adalah provinsi paling barat Indonesia, juga dikenal sebagai Serambi Mekkah. Hal ini tidak terlepas dari aturan dan norma kehidupan berdasarkan syariat Islam yang dipraktikkan oleh masyarakat Aceh yang tidak lebih dari kelompok masyarakat lokal di provinsi tersebut.

Seperti suku bangsa lainnya di Nusantara, masyarakat Aceh memiliki keragaman budaya dan adat istiadat yang tetap terjaga dan terjaga hingga saat ini.

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Orang Aceh memiliki beberapa jenis pakaian adat yang dikenakan lengkap dengan aksesorisnya. Pada umumnya pakaian ini hanya dikenakan pada acara-acara adat atau budaya, termasuk acara keagamaan tahunan dan pilkada Inong Aceh (pilkada sukses). Di bawah ini adalah beberapa jenis pakaian adat dan budaya Aceh:

Multicultural International Women’s Day Fashion Show

Pakaian adat pria terdiri dari kepala suku atau meuk. Yang memakainya disebut Linto Baro. Meukasah adalah gaun sutra anyaman hitam dengan kalung dada bersulam emas dari seri cheongsam. Dipasangkan dengan celana bernama Meukasah Sileuweu atau Cekak Musang. Celana ini memiliki ciri khas warna hitam seperti meuky.

Sileuweu terbuat dari anyaman kapas dengan pola lebar di bagian bawah. Biasanya dilengkapi dengan sarung songket sutera sileuweu. Selain pakaian atas dan bawah, pakaian adat juga harus memakai mớetop (penutup kepala). Bentuknya tengkorak oval yang dihiasi gulungan sutra dengan bintang berujung delapan.

Wanita Aceh mengenakan pakaian adat yang disebut Daro Baro, dikenal sebagai pakaian Kurung dalam bahasa Indonesia. Atasan ini merupakan perpaduan budaya Arab, Melayu, dan Cina dengan pola longgar dengan tambalan warna-warni. Penyangganya terbuat dari buku himne Aceh, yang digunakan dibungkus dengan tali.

Daro baro juga dikenakan dengan bawahan berwarna cerah, di mana pergelangan kaki disulam dengan benang emas. Pakaian adat wanita dilengkapi dengan patam dhoe (penutup kepala berbentuk mahkota dengan ukiran kirti di tengahnya). Di sisi lain Patam Dhoe terdapat motif boengong kalimah. Pakaian Adat Aceh – Dikenal sebagai Serambi Mekkah, Aceh merupakan daerah yang tidak bisa dijajah oleh Belanda. Persatuan dan keutuhan masyarakat Aceh menjadi salah satu alasan terkuat mengapa Belanda terpecah belah et impera secara sempurna. Karakter komunitas, prinsip, budaya dan kesatuannya secara kasar disimbolkan melalui pakaian adat Aceh. Apa itu pakaian adat Aceh?

Pakaian Adat Aceh: Jenis, Makna Dan Filosofinya

Aceh adalah provinsi yang terletak di ujung utara dan barat Indonesia. Dengan luas 57.956,00 km2, Aceh dihuni oleh 5.274.871 jiwa. Dalam catatan sejarah, Aceh dianggap sebagai tempat penyebaran Islam pertama kali di Indonesia. Tidak hanya itu, Aceh berperan sangat penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Oleh karena itu, jangan heran jika Aceh disebut sebagai Mekkah Serambi.

Aceh tidak akan pernah bisa dijajah oleh penjajah karena persatuan, kesatuan dan semangat jiwa merdeka mereka yang sangat kuat. Oleh karena itu, Aceh diberi gelar daerah istimewa. Karena alasan sejarah tersebut, Aceh memiliki otonomi dalam beberapa aspek sebagai berikut:

Hal ini tidak mengherankan karena Muslim Aceh memiliki persentase terbesar di Indonesia dan nilai-nilainya berakar pada budaya masyarakat Aceh.

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Nama pakaian adat Aceh adalah Ulee Balang. Seperti pakaian adat pada umumnya, pakaian adat Aceh juga menunjukkan keunikan adat istiadat yang dipraktikkan di daerah istimewa Aceh. Keunikan pakaian adat Aceh menjadi salah satu hal penting yang membedakannya dengan pakaian adat lainnya. Dan yang menjadi ciri khas dari pakaian adat Aceh adalah perpaduan antara budaya Melayu dan budaya Islam.

Filosofi Ulee Balang, Pakaian Adat Serambi Mekkah

Awalnya, Ulee Balang ini hanya digunakan oleh Keluarga Kerajaan. Tapi sekarang siapapun bisa memakai baju ini. Ulee Balang memiliki dua jenis pakaian yaitu Linto Baro yang dikenakan oleh pria Aceh dan Daro Baro yang dikenakan oleh wanita Aceh. Untuk lebih jelasnya, lengkapi Grameds kami di bawah ini:

Pakaian Linto Baro yang dikenakan oleh pria terdiri dari berbagai macam barang yaitu baju, celana panjang, senjata adat, hiasan kepala dan hiasan lainnya. Busana ini dikenakan oleh pria Aceh pada acara pernikahan, Meugang, Peusijuk, Tung Dara Baro (Ngunduh Mantu), acara adat dan festival.

Baju ini terlihat seperti beskap atau blazer yang dikenakan sebagai atasan pria Aceh. Pakaian ini sering dikenakan oleh pria Aceh sejak zaman kerajaan Samudra Pasai dan Perlak.

Umumnya baju ini terbuat dari bahan tenun sutra atau katun berwarna hitam. Bagi orang Aceh, warna hitam melambangkan kebesaran, jadi baju ini melambangkan kehebatan seorang pria Aceh.

Een Balinese Bruiloft

Anda akan menemukan sulaman benang emas di bagian leher, dada, dan pergelangan tangan. Sulaman memiliki motif gelendong bunga dan daun. Misalnya seumanga (kennanga), bungong glima (delima), seulupok (temtai), keupula (bunga pisang), kundo, pucok reubong (tumpal) dan lain-lain. Sulaman dengan motif binatang jarang terjadi.

Makna motif bordir beragam dan tidak semuanya dapat diungkapkan. Misalnya motif pucok reubong (tumpal) yang memiliki arti kesuburan dan kepunyaan. Orang yang memakai pakaian bermotif diharapkan akan dikaruniai kesuburan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam hal rezeki dan keturunan sebagai ahli waris.

Kerah baju Meukeusah menyerupai kerah cheongsam. Meski pakaian adat Aceh memiliki budaya Islam dan Melayu yang kental, namun pakaian tersebut tidak lepas dari pengaruh budaya Tionghoa yang masuk ke Aceh. Para perancang busana adat Aceh menambahkan kerah karena terinspirasi dari kerah orang Tionghoa yang melintas di Aceh sebagai pedagang di negeri tirai bambu.

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Celana Sileuweu merupakan bagian dari busana Meukeusah dari koleksi Linto Baro. Seperti atasannya, celana ini berwarna hitam, namun berbahan katun. Bentuknya melebar ke bawah dan di atasnya diberi sulaman emas. Celana ini disebut juga Celana Cekak Musang.

Contoh Pakaian Adat Palembang Dan Penjelasannya Dilengkapi Gambar

Setelah celana panjang, pria Aceh mengenakan kain sarung yang terbuat dari kain pasir agar kewibawaan pakaian tersebut semakin terlihat. Sarung ini dikenakan melingkari pinggang dan mencapai di atas lutut, mungkin sekitar 10 cm. Sarung ini juga disebut dengan nama lain yaitu Ija Kroeng, Ija Lamugap dan Ija Sangket.

Kuatnya pengaruh Islam terhadap kebudayaan Aceh juga meluas pada pakaian adat Aceh, salah satunya adalah penutup kepala yang disebut Mụrêtop. Jika diperhatikan lebih dekat, Mêrtop dikenakan oleh sultan Turki dengan hiasan kepala.

Itu terbuat dari kain bordir. Sulaman ini berwarna hijau, kuning, hitam dan merah. Hijau melambangkan kedamaian yang dibawa Islam. Kuning melambangkan kerajaan. Hitam berarti keteguhan dan keagungan. Dan merah melambangkan keberanian dan kepahlawanan. Demikian pula orang Aceh yang memakai Mớetop, yang dengan tenang menjalankan ajaran Islam, tabah dan bertindak sebagai pahlawan sebagai raja.

Di bagian atas Mớetop dihiasi dengan tampoek yang terbuat dari emas atau perak. Terkadang ada permata kecil di antara ornamen emas atau perak. Bagian depan mớetop dibungkus dengan kain tenun tradisional Aceh kemudian dibungkus dengan kain yang disebut Ija Teungkulok. Kain tenun memiliki sulaman emas atau perak, direkatkan pada salah satu ujung kain.

Sindografis: Deretan Baju Adat Jokowi Di Sidang Tahunan Mpr Dan Hut Ri

Pakaian adat pria yang tidak jauh berbeda dengan pakaian adat di daerah lain kurang lengkap jika tidak dilengkapi dengan senjata tradisional. Pakaian adat Aceh untuk pria dilengkapi dengan Rencong. Umumnya, Rencong diselipkan ke dalam lipatan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Pegangan diatur saat keluar.

Rencong merupakan simbol keberanian, identitas diri dan ketangguhan bagi masyarakat Aceh. Rencong memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Renkong Sultan terbuat dari emas dan memiliki ukiran berupa ayat-ayat suci Alquran di matanya. Sedangkan selain sultan, rencong juga terbuat dari kuningan, perak, besi putih, gading dan kayu.

Orang Aceh percaya bahwa rencong memiliki bentuk yang mewakili kalimat Bismillaahirrahmanirrahim dalam Islam. Ini merupakan doa dan memberikan keyakinan untuk menggunakan rencong dengan benar dan percaya diri.

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Penggunaan Rencong sangat populer dalam budaya Aceh. Maka tidak heran jika tanah Aceh Rencong juga disebutkan. Namun penggunaan rencong dibatasi pada waktu-waktu tertentu karena tidak lagi dalam keadaan perang.

Berita Dan Informasi Pakaian Adat Terkini Dan Terbaru Hari Ini

Selain Rencong, senjata tradisional Aceh lainnya adalah Siwah. Bentuknya hampir sama dengan Rencong, namun lebih panjang, lebih besar dan lebih mewah dari Rencong. Anda selalu dapat menemukan permata di gagang Siwah yang membuatnya tampak berkilau.

Dalam acara-acara besar, Siwah dianjurkan lebih awal karena menunjukkan kehebatan masyarakat Aceh, karena fungsi utamanya sebagai permata dan senjata. Sedangkan Rencong lebih menunjukkan kepahlawanannya.

Gagang siwah terbuat dari kayu berkualitas, perak atau emas. Gagangnya dihiasi dengan ukiran tradisional Aceh atau rebung. Mata Siwah terbuat dari besi pedang kuno atau besi putih. Pegangannya dilengkapi dengan cangkir emas atau perak, yang tidak lupa dihias dengan perhiasan. Sedangkan sarung siwah terbuat dari gading, perak atau emas, dihiasi ukiran dengan motif tumbuhan merambat.

Daro Baro adalah satu set pakaian adat Aceh yang dikenakan oleh wanita Aceh. Daro Baro terdiri dari penyangga, celana panjang, tutup kepala, berbagai jenis perhiasan dan bros. Seperti halnya pakaian adat khususnya untuk wanita di daerah lain, Daro Baro memiliki banyak hiasan yang membuat wanita yang memakainya semakin cantik dan menawan.

Terlengkap! Mengenal Pakaian Adat Suku Gorontalo, Apa Saja? Halaman 1

Jika hitam Linto Baro mendominasi, Daro Baro memiliki beberapa warna merah, ungu, kuning dan hijau. Bagaimana dengan pakaian adat Daro Baro ini? Yuk Grameds, kita jabarkan lebih detail di bawah ini.

Atasan yang dikenakan oleh wanita Aceh saat mengenakan pakaian adat Aceh adalah kemeja rajut. Bahan dasar busana pokok ini hampir sama dengan busana Meukeusah, yaitu tenunan sutera dengan sulaman emas yang membentuk motif-motif indah.

Busana ini merupakan perpaduan budaya Melayu, Islam, dan Tionghoa. Kerah penyangga Bajurung hampir mirip dengan pakaian wanita Tionghoa.

Pakaian Adat Suku Aceh Adalah

Pakaian adat suku aceh, pakaian adat suku sasak, nama pakaian adat suku aceh, pakaian adat suku bugis, pakaian suku adat jawa, pakaian adat suku batak, pakaian adat suku ogan, pakaian adat suku kutai, suku dayak pakaian adat, pakaian adat suku asmat, pakaian adat suku sunda, pakaian adat suku helong

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pakaian Adat Jawa Barat Beskap
Next post Baju Tradisional Belanda