Pakaian Khas Cirebon

Read Time:7 Minute, 21 Second

Pakaian Khas Cirebon – Tari Topeng Cirebon (Bahasa Cirebon: Topeng Beksan Cerban) adalah sebuah tarian di Kesultanan Cirebon. Awalnya, tari topeng berasal dari zaman Jawa kuno di Jawa Timur. Pada periode berikutnya berkembang dan menyebar ke Jawa Tengah, Cirebon bahkan Banjar dan Kutaj. Tari Topeng Cerebon berkembang di daerah Cirebon antara lain Subang, Indramayu, Jatibarang, Majlengka, Losari dan Brebes. Disebut tari topeng karena penarinya menggunakan topeng saat menari. Dalam pertunjukan tari topeng Cirebon penarinya disebut dalang, karena memerankan tokoh topeng.

Tari topeng ini sendiri memiliki banyak bentuk dan telah mengalami perkembangan baik dari segi gerak maupun cerita. Tari topeng adakalanya dibawakan oleh seorang penari atau bisa juga dibawakan oleh beberapa orang.

Pakaian Khas Cirebon

Pakaian Khas Cirebon

Dalam bukunya The History of Java, Thomas Stamford Raffles menjelaskan bahwa seni topeng Cirebon merupakan kelanjutan dari cerita Panaji di Jawa Timur dimana satu rombongan topeng terdiri dari seorang dalang (pendongeng) dan enam pemuda yang mementaskannya bersama empat orang lainnya. Musisi gamelan (Cerebone: Viaga)

Pakaian Adat Dan Rumah Adat Jawa Barat

Pada zaman dahulu, tari topeng Cirebon biasanya dipentaskan menggunakan tempat pertunjukan setengah lingkaran terbuka, misalnya di halaman, blandongan (bahasa Indonesia: tenda pesta) atau bel (bahasa Indonesia: panggung) dengan penerangan obor, tetapi dengan perkembangan. Waktu dan teknologi, tari topeng Cerebon kontemporer juga ditampilkan dengan lampu listrik sebagai sistem penerangan di dalam gedung.

Susunan pertunjukan tari topeng Cirebon tergantung dari kapasitas rombongan, fasilitas gong yang tersedia, topeng dan jenis pertunjukan drama (bahasa Indonesia: katha). Secara umum struktur pertunjukan tari topeng Cirebon dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Bentuk lain dari tari topeng ini adalah Tari Topeng Wungu Wungu Mengembara, yaitu rangkaian tari topeng ala parahyangan dimana Ratu Kenkana Wungu dikejar-kejar oleh Prabu Minakjinga yang tergila-gila padanya. Pada dasarnya setiap topeng yang mewakili setiap karakter menggambarkan sifat manusia. Kenkana Vungu, dengan topeng berwarna biru, mewakili karakter yang cerdas namun cantik. Minakjinga (juga dikenal sebagai Vaganti), dengan topeng merah, melambangkan karakter yang panas, melewati batas, dan tidak sabar. Tarian ini merupakan karya Nugraha Soradiredja.

Gaya-gaya tersebut berasal dari desa asal lahirnya tari topeng Cirebon, dan dari desa lain juga melahirkan gaya baru yang secara tradisional diakui berbeda dengan gaya lainnya. Endo Suanda, peneliti tari Cerebon, melihat perbedaan gaya tari Topeng Cerebon antar daerah tersebut karena penyesuaian selera penonton seiring dengan nilai estetika gerak tari di atas panggung.

Hut Kab. Cirebon

Dalang Sendi Setiawan menampilkan Tari Topeng Cirebon ala Bieber dengan kostum klasik dalang Tari Topeng Cirebon yang diambil dari ISBI Bandung oleh Ki Dalang Panji Surono

Tari Topeng Cirebon Gaya Beber adalah salah satu gaya tari topeng Cirebon yang berasal dari Desa Beber, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalenka, Jawa Barat. Sejak abad ke-17, tari topeng awalnya dibawa ke kampung Biber oleh seorang seniman bernama Gegesic, Cirebon, Setian, namun menurut ahli Dalang Topeng Cirebon, gaya Biber seperti Mimi Yaya dan Ki Dalang Kardama membawakan tari topeng terlebih dahulu. Di desa Biber. Dan tari topeng Cirebon ala Bieber karya Mimi Sonten dan Suravrsita yang masih milik Gagesik dan diwariskan secara turun temurun.

Menurut Endet Suanda, pembagian tindakan dalam tari topeng Cirebon ala Biber didasarkan pada interpretasi sifat dan kesadaran manusia.

Pakaian Khas Cirebon

Menurut Ki Pandi Surono (kemanusiaan Cerebon dan master tari topeng Cirebon gaya Beber), pertunjukan tari topeng Cirebon, khususnya gaya Beber, dilakukan pada malam hari dan Rumyang Feri dilakukan menjelang matahari terbit. . Sinar matahari terlihat samar-samar (Cirebon: Ramyang-Ramyang) Lingkaran tersebut dinamai dari kata Ramyang, lebih lanjut tentang filosofi lingkaran Rumyang yang dilukis di bagian akhir setelah adegan Topeng Clana yang merupakan proyeksi. Berjiwa penuh nafsu dan emosi, Ki Waryo (manusia Cirebon yang juga dalang Kulan (Palimnan) dan pembuat topeng Cirebon) adalah anak dari Ki Ampek. Ki Waryo menjelaskan filosofi Rumyang adalah tentang proyeksi jiwa manusia yang telah meninggalkan keinginan duniawi dan menjadi manusia seutuhnya (manusia yang harum), karena tidak lagi terikat oleh keinginan duniawi. Rumyang diterjemahkan dari dua kata Aram (Bahasa Indonesia: harum) dan Yang (Bahasa Indonesia: orang/orang) sehingga Rumyang secara harfiah berarti orang yang harum.

Cirebon Punya Tradisi Pernikahan Ala Royal Wedding Keraton

Di antara dalang tari topeng Cirebon yang terkenal pada masanya adalah Andet Suanda, Anning Tasminah, H. termasuk Varniti yang semuanya sudah meninggal dunia. Generasi selanjutnya adalah Rohati (putra tunggal Enning Tasmina), Iyat (almarhum), Ais, Nengsih. , namun anak cucu, cicit dan ahli waris yaitu Yaya istri Ki Dalang Suhadi Desa Randegan (sekarang Desa Randegan Kulon dan Randegan Wetan Kecamatan Jatipuh Kabupaten Majlengka) menjadi desa tersebut. Di Bieber dan Ki Pandi Surono (putra dalang Rohati dan cucu dalang Anning Tasminah) yang membangun Sanggar Anggreni.

Menurut Babad Tanah Losari, dikisahkan bahwa Pangeran Angkawijaya pindah dari Kesultanan Cirebon ke Losari untuk melepaskan diri dari kehidupan Keratan karena tidak ingin dibatasi oleh tatanan kehidupan Kesultanan yang semarak. Selain itu, Pangeran Angkawijaya disingkirkan oleh Kesultanan Cerebon karena konflik perkawinan internal antara dia dan kakaknya, Panembahan Ratu.

Saat itu, Panembahan Ratu, kakak Angkawijaya hendak menikah dengan Nyai Mas Gumblock, putri Raja Pajang.Sebenarnya putri Gumblok lebih memilih Pangeran Angkawijaya, namun karena usia, Panembahan Ratu yang lebih tua menyatakan dirinya berhak menikah dengan Nyai Mas Gambloc. , menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. , Pangeran Angkawijaya Pangeran kemudian pindah ke timur Cirebon untuk menetap di sebuah desa di sepanjang Sungai Sisanggarang yang kemudian disebut Losari. Pangeran Angkawijaya kemudian mengembangkan keahliannya dalam bidang seni, beberapa hasil kreasinya dipercaya sebagai motif Batik Gringsing Cerebon dan Tari Topeng Losari gaya Cerebon.

Tari Topeng Cerebon ala Brebes sebenarnya adalah tari Topeng Cerebon ala Losari yang banyak mendapat pengaruh lokal dengan alurnya.

Lestarikan Budaya Lokal, Danrem Wijayakusuma Kenakan Pakaian Tradisional Ikuti Kirab Pusaka Banyumas

Tari Topeng Cerebon gaya Brebes merupakan salah satu bentuk tari Topeng Cerebon yang berkembang di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes yang dipengaruhi oleh budaya Jawa.

Tari Topeng Cirebon ala Brebes menceritakan legenda seorang petani muda dari desa Joko Bluvo, berwajah jelek, yang ingin menikahi putri raja yang cantik, Putri Kandra Kirana. Konon keinginan Joko Bluwo akhirnya dikabulkan oleh raja setelah Joko Bluwo memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh raja.

Namun di tengah pesta pernikahan, datanglah raja iblis yang juga ingin mempersunting putri Kandra Kirana dan membuat keributan. Ia mengajak Yoko Biru untuk memperjuangkan sang putri. Joko Bluvo akhirnya berhasil mengalahkan raja iblis dan hidup bahagia selamanya bersama Kandra Kirana.

Pakaian Khas Cirebon

Tari Topeng Cerebon Gaya Seleng adalah salah satu gaya tari Topeng Cerebon yang dipusatkan di Blok Selang, Desa Loh Bener, Kecamatan Loh Bener, Kabupaten Indramayu.

Pakaian Adat Suku Baduy Wanita Yang Mempunyai Ciri Khas Unik

Lagu atau musik pengiring yang digunakan dalam pertunjukan tari topeng Cirebon gaya Seleng mirip dengan musik pengiring yang digunakan dalam gaya Gagesik dan Slangit, tetapi dengan beberapa ciri khas tersendiri, misalnya dalam Tetaluan (Bahasa Indonesia: Tabuhan Gamelan) Kembang Sungsang jika ada dua. genta-genta dimainkan melodi, Jato ditundukkan dan satu silih berganti, sedangkan jika ada tiga genta maka nada bunga rengot yang dibunyikan satu silih berganti dan Sanga.

Gaya Seleng diduga berasal dari Ki Kartam (dalang dan dalang topeng) dari daerah Majarta, yang merupakan kakak dari Ki Pangah (yang melestarikan tari topeng Cirebon gaya Sipunegara di Kabupaten Subang), gaya Seleng. dan tari gaya Pekandangan semakin dekat, karena Mimi Rasina yang berasal dari desa Pamayahan, kecamatan Loh Bener, kabupaten Indramayu, belajar seni membuat boneka dari ibunya (dialek Cirebon Darmayu: ibu) Su Minta , ibu dan nenek Ki Dalang Haji Rushdi (dialek Cirebon Darmayu). : Mak Tuwa) Kemanusiaan Indramayu Adi Subratha Cirebon, kemudian Mimi Rasinah pergi ke desa Pekandangan di kecamatan Indramayu kabupaten Indramayu dan mempopulerkan tari topeng Cirebon. Gaya Pekandangan, hal ini menyebabkan banyak gerakan tari yang memiliki kesamaan gaya Seleng dan gaya Pekandangan.

Pada masa kejayaan gaya Seleng, ada wayang lain yang terkenal selain Bu Suntak yaitu Bu Sukesa yang masih berhubungan dengan Bu Suntak. Ibu Sukesah kemudian menikah dengan Ki Dalang Sajim (Guru Wayang Kulit Cirebon) asal Kecamatan Pegaden Kabupaten Subang, keluarga Ki Sajim kemudian menjadi dalang Wayang Kulit Sirebon, antara lain Ki Sukardi dan Ki Casta.

Tari topeng cirebon ala sibereng merupakan salah satu ragam tari topeng cirebon yang ada di desa sibereng kecamatan trisi kabupaten indramayu.

Walikota Cirebon Lepas Rombongan Kirab Budaya Merah Putih

Tari Topeng Cirebon gaya Sipunegara merupakan salah satu tari topeng gaya Cirebon yang daerah persebarannya sekitar kecamatan Pegaden hingga tepian Sungai Sipunegara yang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu. Perkembangan kebudayaan di wilayah Sipunegara (termasuk sebagian besar dataran rendah di Kabupaten Subang) tidak terlepas dari kontribusi masyarakatnya. Tari topeng Cirebon gaya Sipunegara dikenal masyarakat sebagai tari topeng minor, karena suara merdu dan kecantikan para penarinya.

Sentra tari topeng Cirebon ala Sipunegara terletak di Desa Jati, Kecamatan Sipunegara dan Desa Gunung Sembung, Kecamatan Pegaden, Kabupaten Subang. Tari Topeng Cirebon ala Sipunegara disebut juga dengan tari Topeng Jati, karena desa Jati terkenal sebagai sentra tari Topeng Cirebon ala Sipunegara.

Willy Sani dalam penelitiannya tentang tari topeng Cilik menyatakan bahwa pertunjukan tari topeng Cirebon gaya Sipunegara ini menggunakan bahasa instruksional.

Pakaian Khas Cirebon

Pakaian adat khas cirebon, terasi udang khas cirebon, empal gentong khas cirebon, terasi khas cirebon, kue khas cirebon, pakaian khas, khas cirebon, makanan khas cirebon, kue gapit khas cirebon, cemilan khas cirebon, oleh oleh khas cirebon, jajanan khas cirebon

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pakaian Adat Gorontalo Kartun
Next post Gambar Pakaian Adat Beserta Asal Daerahnya