Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Read Time:7 Minute, 19 Second

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta – You are here : Beranda – Berita – NGURI-URI KABUPATEN JAWI, KAMIS PAHING DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA

Penggunaan busana gagrak ngayogyakarta merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya di daerah istimewa yogyakarta. Gagrak Yogyakarta merupakan pakaian adat warisan dari Bumi Mataram. Hari jadi akan dirayakan di Pahing pada hari Kamis, memperingati saat Sultan Hamengkubuwono I dan keluarganya pindah dari Ambarketawang ke Kraton Yogyakarta, yang kemudian selesai. Pada hari Kamis, para pelajar di Pahing dan para guru serta pegawai TK, SD, SMP, SMA, pegawai kantoran di Daerah Istimewa Yogyakarta mengenakan busana Gagrak ini. Pada tanggal 26 Januari 2023 yang jatuh pada hari Kamis, seluruh siswa, guru dan staf SMA Negeri 3 Yogyakarta akan mengenakan pakaian Gagrak Ngayogyakarta.

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Perhatian harus diberikan saat menggunakan Gagrak Ngayogyakarta. Menggunakan bahan yang tepat dan mengetahui filosofi di balik setiap bahan mengarah pada pemahaman bahwa budaya terhubung dengan kita. Komponen Gagrak Ngayogyakarta dan filosofinya adalah:

Tingkatkan Layanan, Tim Pengabdi Uny Beri Pelatihan Pelaku Wisata Kalibiru

Mondoli di bagian belakang blangkon melambangkan keadaan pada zaman dahulu ketika masyarakat Yogyakarta berambut gondrong, sering disanggul. Warna blangkon Yogyakarta didominasi warna coklat, putih dan hitam. Filosofi blangkon adalah “ikat” yang dipakai di kepala untuk mengingatkan ego agar tidak memiliki rasa sombong.

Surjan yang sering digunakan siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta adalah lurik. Motif lurik merepresentasikan kesederhanaan. Surjan memiliki motif “kembangan” atau bunga, yang merupakan motif sang raja. Namun dewasa ini, motif pembangunan dapat digunakan oleh masyarakat biasa selama tidak digunakan di keraton Yogyakarta. Surjan dari kata “Sirojan” yang berarti cahaya. Filosofi Surjan adalah orang bisa menerangi lingkungan dengan caranya sendiri.

Jarik artinya “Aja Serik” yang artinya jangan cemburu. Kata lain untuk jarik adalah bebet (krama polos) dan sinjang (bir krama). Bebet berasal dari kata “Ubet” yang artinya manusia harus tanggap terhadap lingkungan. Ada lonthong (stagen) saat menggunakan jarik.

Katrol dan ikat pinggang digunakan untuk mengencangkan bagian-bagian. Kedua ramuan tersebut digunakan di dalam perut, filosofinya adalah untuk meredam atau mengendalikan nafsu manusia. Perut adalah pusat nafsu dunia.

Jual Baju Surjan Lurik Anak Adat Jogja Lengkap / Sorjan Lurik Anak Lengkap Adat Jogja

Timang adalah hiasan yang digunakan di atas panggung. Timang berasal dari kata “nimang” yang berarti menimbang. Menurut filosofi Timang, masyarakat diperingatkan untuk mempertimbangkan benar dan salah, apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.

Selop adalah sepatu yang digunakan pada pakaian gagrak jogja. Selop bisa disebut “Canela” dalam bahasa Jawa yang berarti “canthelna jroning nala”. Gunakan sandal jepit untuk menghindari paku. Oleh karena itu, penggunaan sandal dapat diartikan sebagai pertanda bahwa seseorang harus memiliki landasan hidup yang baik. Dasar kehidupan yang dimaksud adalah agama mereka.

Kebaya yang digunakan wanita Gagrak Ngayogyakarta bisa disebut kebaya Kartini atau tangkepan. Model tangkepan dengan dada menyatu, tidak ada kutu baru. Kebaya juga bisa diartikan sebagai “kepemilikan”, yaitu “klambi” atau krama pakaian yang polos. Rasukan berasal dari kata “rasuk” yang berarti masuk. Filosofi kebaya ini adalah untuk mengajarkan orang untuk memiliki atau bergabung dengan agama yang mereka gunakan sebagai dasar kehidupan mereka.

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Seperti pakaian pria Gagrak Ngayogyakarta, wanita juga menggunakan jarika. Jarik artinya “Aja Serik” yang artinya jangan cemburu. Kata lain untuk jarik adalah bebet (krama polos) dan sinjang (bir krama). Bebet berasal dari kata “Ubet” yang artinya manusia harus tanggap terhadap lingkungan. Penggunaan jari perempuan juga menggunakan panggung. Pola jarik untuk menghindari pola parang, terutama parang barong dan parang soblok. Hal ini karena parang barong adalah pola jarik raja dan parang solok digunakan untuk orang mati. Model yang juga dapat digunakan oleh masyarakat umum adalah kawung. Filosofi Kawung mengajarkan manusia tentang empat kiblat dan lima Paner, atau asal usul manusia, dan melambangkan kesederhanaan.

Anggun Dan Berwibawa, Intip 7 Pakaian Adat Yogyakarta Ini

Wanita yang tidak mengenakan jilbab dapat mengikat rambutnya menjadi sanggul. Untuk wanita yang sudah menikah, Anda bisa menambahkan hiasan bunga. Sedangkan bunga tidak diberikan kepada wanita yang belum menikah.

Dengan menggunakan Gagrak Ngayogyakarta pada hari Kamis di Pahing dan momen-momen tertentu diharapkan dapat menjadi indikator pelestarian budaya agar tidak hilang seiring berjalannya waktu.

Beasiswa untuk siswa dan anak guru serta dukungan kegiatan kesiswaan SMA Negeri 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2021-2022

Yogyakarta, Staf Guru MTsN 8 Sleman Memakai Busana Gagrak Ngayogyakarta Diposting: Senin, 31 Agustus 2020 – Kategori: Humas

Kamis Pahing Di Smp Negeri 10 Yogyakarta

Sleman (MTsN 8 Sleman) – Kinerja guru dan staf MTsN 8 Sleman pada akhir Agustus lalu terbilang tidak biasa. Pada Senin (31/08/2020) ini, kepala Madrasah bersama para guru dan staf, putra dan putri mengenakan pakaian adat Jawa Yogyakarta.

Perayaan 100 Hari Istimewa Yogyakarta digelar secara sederhana di tengah kondisi pandemi saat ini di MTsN 8 Sleman. Meski tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, para guru dan staf tetap merayakan Hari Yogyakarta dengan penuh semangat.

Pada tahun 2012, tanggal 31 Desember menjadi salah satu momen bersejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada hari ini, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 31 Agustus 2012 disahkan oleh Presiden Dr. Haji Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah provinsi yang memiliki hak istimewa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di negara kesatuan Republik Indonesia.

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Kepala Madrasah Jazim Kholis, S.Ag. menjelaskan, peringatan hari istimewa Yogyakarta, meski sederhana, tetap dilaksanakan di MTsN 8 Sleman. “Jika tahun-tahun sebelumnya perayaan Hari Istimewa Yogyakarta penuh dengan berbagai acara bernuansa Jawa bersama para siswa, namun karena kita masih dalam masa wabah, tahun ini perayaannya sederhana, hanya untuk guru dan karyawan saja,” ujarnya.

Kegembiran Anak Anak Dalam Hari Keistimewaan Yogyakarta

“Kami tidak hanya merayakan hari istimewa Yogyakarta, tetapi kami juga mengenakan pakaian adat Jawa untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Yogyakarta, para guru dan staf juga antusias, terlihat dari pagi hingga pulang kerja, masih lengkap. berpakaian. . Pakaian para petani,” tambahnya. Jazim.

Selain itu, Wakil Presiden PR Hj. Rini Sri Hastuti, S.Pd. mengatakan bahwa para guru dan staf mengenakan pakaian Gagrak Ngayogyakarta sesuai dengan edaran peringatan Hari Privilege Yogyakarta. “Yogyakarta Privilege Day setiap tahun diperingati dengan mengenakan pakaian Gagrak Ngayogyakarta, pakaian lurik pria, jariko motif lokal, blangkon dan selop. Sedangkan wanita menggunakan kebaya tangkhepan dan jarik,” jelasnya mengakhiri pembicaraan.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Sleman merupakan sekolah menengah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Visi mewujudkan ilmuan yang bertakwa, berakhlak mulia, berprestasi, berwawasan lingkungan, inovatif dan mandiri. Kota Yogyakarta tidak hanya kurikulum era Revolusi Industri 4.0 yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, tetapi juga ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (Indonesia). Yogyakarta memiliki potensi besar baik secara budaya maupun fisik. Jika Pins memutuskan untuk tinggal di distrik do-it-yourself, tentu saja tersedia ruang hunian yang dapat dibeli melalui program KPR bank. Potensi budaya fisik yang direncanakan adalah atraksi wisata, situs cagar budaya, benda cagar budaya.

Adapun kemungkinan budaya non fisik yaitu sistem nilai, norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada pada masyarakat Jogja. Perlu kita ketahui bahwa Yogyakarta adalah kota yang penuh dengan pakaian adat karena di Yogyakarta terdapat Keraton Yogyakarta yang setiap harinya diadakan pertunjukan adat.

Busana Jawa Wanita Yogyakarta

Salah satu ciri khas pakaian adat Yogyakarta terletak pada bahan yang digunakannya yang memiliki tekstur berbeda dengan pakaian adat lainnya. Selain itu, pakaian adat Jogja terbuat dari bahan beludru berwarna hitam dengan pita berwarna kuning tua dengan lipatan atau benang berwarna keemasan. Lalu ada sisir gunung, batu, dan rambut tergerai.

Sebagai kota wisata, Yogyakarta juga memiliki banyak warisan budaya, salah satunya adalah pakaian adat Jogja yang biasa dikenakan pada acara-acara tertentu. Orang Yogyakarta memakai berbagai macam pakaian tradisional. Biasanya baju adat Jogja dikenakan pada hari besar atau upacara adat. Berikut adalah ungkapan atau nama pakaian adat khas Yogyakarta. Tidak hanya pakaian adatnya, beberapa rumah memiliki ciri khas tradisional yang berbeda dengan rumah-rumah di kota besar, seperti Avoria Estate sebagai rumah di kota Bogor modern.

Pakaian adat pria dewasa Yogyakarta dikenal dengan nama Surjan. Baju surjan ini terbuat dari bahan jarik atau batik sebagai pakaian bawahan.

Pakaian Tradisional Gagrak Yogyakarta

Selain bentuk baju surjan dan jariko, baju adat jogja ini juga terdapat blanko yang digunakan sebagai penutup kepala. Sebagai aksesori, pria dewasa di sana juga menggunakan selop atau selop sebagai alas kaki.

Jogjalib For All

Pakaian adat Yogyakarta untuk pria dewasa atau yang biasa disebut pakaian surjan sebagai atasan dan bawahan biasanya menggunakan batik atau jarik. Lalu padukan dengan atasan yang biasa disebut blank, dan alas kaki (sandal). Surjan juga dikenal sebagai pakaian kebaktian di Yogyakarta.

Perlu kita ketahui bahwa busana ini juga memiliki filosofi tersendiri, terutama bagian leher yang memiliki 6 kancing yang melambangkan pilar imam. Sedangkan 2 kancing di dada kiri dan kanan baju melambangkan 2 kalimat keimanan.

Selain itu, dulu ada mitos tentang pakaian Surján bahwa pakaian Surján harus digunakan dengan baik dan benar serta dengan tambahan pakaian batik, tali, panggung, dan ikat pinggang. Dengan cara ini bobotnya akan stabil.

Pakaian adat

Pembukaan Pasar Kamis Pahingan

Pakaian tradisional banjar, pakaian tradisional di yogyakarta, pakaian adat tradisional yogyakarta, pakaian adat gagrak yogyakarta, pakaian tradisional, pakaian tradisional sulawesi tenggara, pakaian gagrak yogyakarta, pakaian adat tradisional, pakaian adat jawa gagrak yogyakarta, pakaian tradisional sunda, pakaian gagrak ngayogyakarta, pakaian tradisional yogyakarta

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pakaian Tradisional Kepulauan Riau
Next post Pakaian Adat Sumatera Barat Wanita