Pakaian Tradisional Maroko

Pakaian Tradisional Maroko – Setiap bangsa memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain, dan salah satu ciri khusus yang paling mudah dikenali oleh banyak orang adalah pakaian atau pakaian adat. Dalam masyarakat Maroko, kita mengenal a. Penduduk setempat juga menyebut jenis saluran ini “kaftan” (wanita).

Pada dasarnya, garmen hanyalah jubah yang dikenakan oleh pria dan wanita, dengan topi yang menempel di jubah di bagian belakang seperti kebanyakan mantel musim dingin atau jas hujan. Pakaian adat masyarakat Maroko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Pakaian Tradisional Maroko

Ada lagi busana khusus yang biasa dikenakan oleh para wanita Saharawi yang biasa tinggal di gurun Sahara, yaitu Malhafa. Itu adalah kain sepanjang empat meter dan melilit tubuh di kepala.

Tradisi Ramadan Turki, Maroko Dan India Mirip Tradisi Sahur Di Indonesia, Lo!

Yakni sandal kulit yang biasanya berwarna-warni atau kebanyakan berwarna kuning baik untuk pria maupun wanita. Sandal ini lurus dan menghadap ke depan.

Penampilan belum lengkap tanpa aksesoris penyerta seperti topi. Topi untuk pria Maroko juga berguna untuk acara-acara khusus seperti pernikahan. Topi itu berwarna merah dan memiliki deretan benang di tengahnya. Topi itu disebut tarbouche dan sebagian besar berasal dari Fez.

Maroko atau al-Magrib (Maroko: Inggris), awalnya tidak terpikir oleh penulis untuk benar-benar berkunjung, apalagi tinggal di negeri asing ini.

Terletak di bagian utara benua Afrika, berbatasan dengan negara-negara: Spanyol di utara, Aljazair di timur, Mauritania di selatan, dan di sisi barat membentang melintasi Samudera Atlantik hingga Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri adalah 18 jam dengan pesawat.

Negara Muslim Ini Juga Terapkan Aturan Dalam Berbusana, Mana Saja?

Maroko memiliki sejuta kenangan yang hampir tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Tentu saja, di tanah Ibn Batoute penulis bertemu, menikah, dan menghabiskan empat tahun menikah. Negara ini sangat eksotis, sayang untuk dilupakan bahwa ia mengikuti perkembangan zaman.

Tujuan pertama menulis blog ini adalah untuk mengenal dan mendalami budaya masyarakat setempat (maroko merah) sekaligus untuk mendokumentasikan perjalanan saya selama berimigrasi ke negara tersebut. Berbekal pengalaman hidup selama empat tahun ini dan keinginan kuat untuk mendokumentasikan kisah-kisah unik yang melengkapi koleksi foto, serta budaya dan tradisi masyarakat setempat, inilah yang membuat saya agak nekad untuk menulis blog pertama saya.

Saya memilih judul “Kisah Jerami dari al-Maghribi”, untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu, serta objek-objek unik yang belum pernah penulis jumpai di mana pun di Qatar, tempat tinggal penulis sebelumnya, seperti pembelian dan sistem penjualan dan Driyal yang beroperasi dan sempat untuk cheki dan kebingungan penulis.

Saya sangat berharap blog ini bisa menjadi semacam buku ‘pintar’ yang memuat informasi singkat yang dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut. Bisa juga menjadi perjalanan naratif deskriptif sehingga pembaca serasa bisa ‘merasakan aroma’ Maroko dan menyelami pengalaman saya.

Djelaba Abaya Dubai Turkey Muslim Hijab Gaun Panjang Untuk Wanita Kaftan Maroko Kaftan Mujer Jubah Longue Femme Musulmane

Banyak sekali hal yang memang patut kita ketahui tentang Maroko, kok Indonesia sebagai negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat panjang dan kokoh di belahan Maroko. Dan dari sudut pandang tokoh, dan ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang membuat bangga seluruh dunia Islam, terutama orang Maroko. Penulis menganggap hubungan emosional antara masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat menjadi alasan yang tepat untuk menulis blog ini. Bagaimana sebelum proklamator kita dan Raja Muhammad V mereka bersahabat dekat sampai ada nama jalan bernama ‘Jakarta’, ‘Bandoeng’ dan ‘Sukekarno’, serta nama tempat ‘Casablanca’ yang sebenarnya adalah nama dari salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin kita telah memperhatikan selama ini bahwa universitas Islam tertua di dunia adalah Al Azhar-Kairo, meskipun dari sejarah terlihat bahwa Universitas Al Karawiyyin di kota Fez 120 tahun sebelum Al Azhar dan merupakan salah satu mantan pemimpinnya, the pemimpin gereja Katolik tertinggi di Vatikan-Roma, yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!. Ramadan 2020 telah usai. Umat ​​Islam di seluruh dunia akan segera merayakan Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal atau 24 Mei 2020. Idul Fitri tahun ini terasa berbeda karena kita dihimbau untuk tidak berkumpul dan mengadakan acara seperti biasanya. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk merayakan lebaran di rumah saja.

Namun, kita tetap bisa tampil stylish dengan baju lebaran untuk berfoto bersama keluarga di rumah atau sekadar OOTD. Berbicara tentang baju lebaran, Idul Fitri memang identik dengan baju khas. Ketika orang Indonesia memilih pakaian yang trendi (apakah itu kaftan, abaya, tunik, atau blus) untuk dikenakan pada hari raya Idul Fitri, berbeda dengan negara-negara berikut yang memiliki desain khusus untuk lebaran.

Wanita di negara tetangga kita, Malaysia, biasanya mengenakan Baju Kurung saat Idul Fitri. Biasanya dress ini memiliki siluet longgar di bagian lengan, perut, dan dada. Selain itu, Baju Kurung juga tidak dilengkapi dengan kancing dan tidak memiliki kerah.

Gaun Panjang Untuk Wanita Muslim Pakaian Turki Maroko Kaftan Abaya Gaun Dubai Abaya Turki Indian Gaun Wanita|pakaian Islamic|

Ada dua jenis Baju Kurung, yaitu versi modern dan tradisional. Baju Kurung versi modern biasanya dikenakan oleh generasi muda. Mereka memiliki lebih banyak detail dan tersedia dalam berbagai warna dan gaya.

Wanita di Palestina biasanya mengenakan pakaian yang disebut Thobe saat merayakan Idul Fitri. Thobe sendiri mengacu pada kain longgar berlengan panjang dan bisa dikenakan oleh wanita segala usia. Busana ini biasanya berupa gaun atau gamis yang dihiasi sulaman tangan yang sangat rumit.

Selain Thobe, wanita Palestina juga biasa mengenakan Taqsireh saat Idul Fitri. Taqsireh sendiri merupakan jaket bordir yang dikenal sebagai salah satu item pakaian yang paling digandrungi.

Jika Palestina memiliki Thobe, maka Pakistan memiliki Shalwar Kameez. Shalwar kameez sendiri merupakan pakaian adat yang terdiri dari dua bagian yaitu celana panjang atau kulot (shalwar) dan juga kemeja atau tunik (kameez). Shalwar Kameez sebenarnya tidak terbatas digunakan pada saat Idul Fitri saja tetapi juga digunakan untuk berbagai kesempatan.

Suqma Luncurkan Modest Wear Dengan Inspirasi Pakaian Tradisional Maroko

Namun bedanya, busana Shalwar Kameez yang dikenakan untuk Idul Fitri biasanya memiliki desain dan gaya yang berbeda. Selain itu, renda dan syal (dupatta) ditambahkan pada gaun ini untuk menciptakan kesan meriah.

Seperti di Indonesia, wanita Maroko juga biasa mengenakan kaftan saat Idul Fitri. Kaftan sendiri merupakan pakaian panjang yang dipotong longgar dan dihiasi motif rumit di bagian lengan dan dada. Ada banyak variasi dan model kaftan yang biasa dikenakan wanita Maroko saat lebaran. Tak hanya model, wanita Maroko pun biasanya mengenakan kaftan dengan warna berbeda.

Sama seperti Pakistan, wanita di Bangladesh mengenakan sarees Salwar Kameez selama Idul Fitri. Saree Salwar Kameez di Bangladesh sendiri merupakan busana sederhana yang memiliki model panjang dengan warna cerah dan biasanya dihiasi dengan manik-manik.

“Anda akan melihat banyak wanita mengenakan sarees (celana panjang) dengan mantel panjang, jumpsuit, jubah atau tunik panjang (kameez) saat Idul Fitri. Gaun biasanya dihiasi dengan manik-manik yang berat atau sederhana, asalkan memiliki unsur tradisional,” Arzin Alom, seorang desainer Bangladesh, kata Al-Arabiya.

Berganti Pakaian Hingga 7 Kali, Salah Satu Tradisi Pernikahan Maroko

Baju tradisional maroko, pakaian tradisional sunda, pakaian tradisional, pakaian tradisional manado, pakaian tradisional lombok, pakaian tradisional banjar, pakaian tradisional korea utara, gambar pakaian tradisional, pakaian tradisional ntb, pakaian tradisional kamboja, nama pakaian adat tradisional, pakaian adat tradisional