
Pakaian Tradisional Orang Sungai Sabah
Pakaian Tradisional Orang Sungai Sabah – HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH Jadi mari kita membaca tentang negara saya yang merupakan orang-orang sungai 🙂
Asal usul Orang Sungai dimulai pada tahun 1881, ketika penduduk pertama Sandakan, Sir William Pryer, melakukan ekspedisi menyusuri Sungai Kinabatangan menuju Kampung Imbok yang masih ada hingga sekarang.
Pakaian Tradisional Orang Sungai Sabah
Dalam ekspedisi tersebut, kelompoknya bertemu dengan sekelompok orang yang sudah sukses dengan kemampuan menciptakan kedamaian di tepi sungai dan bertani dengan baik di lapangan, bercirikan bentuk rambut panjang dan kulit kemerahan.
Kaum Dan Etnik Di Negeri Sabah
Karena masalah komunikasi saat itu, ia tidak mengetahui asal usul komunitas tersebut dan untuk lebih memudahkan, ia memberi nama komunitas ini sebagai orang sungai.
Setelah kejadian itu dan pada masa pemerintahan British North Borneo Chartered Company (BNBCC) nama ini diubah menjadi Orang Sungai dan masih digunakan, tidak hanya untuk masyarakat yang tinggal di Sungai Kinabatangan tetapi juga untuk masyarakat yang tinggal di tempat lain. sungai
Masyarakat tepi sungai yang disebut Orang Sungai terus dan pemukiman mereka terutama terkonsentrasi di tepi sungai-sungai besar seperti Sungai Bengkoka, Sungai Labuk, Sungai Sugut, Sungai Paitan, Sungai Kinabatangan dan Sungai Segama. Air.
Pemilihan tempat ini bisa dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat yang gemar bercocok tanam dan selalu mencari daerah yang subur, terutama selokan. Agama dan adat istiadat Orang Sungai menganut agama yang berbeda-beda, ada yang beragama Islam, Kristen dan ada yang masih menganut Animisme.
Pakaian Masyarakat Etnik Sabah
Di Sungai Kinabatangan, Sabah, ada legenda yang beredar di kalangan penduduk setempat tentang sebuah cerita kuno. Kesepakatan itu konon disebut kontrak dengan buaya atau dalam bahasa masyarakat etnis Orang Sungai disebut ‘Gegejanji Gunai Boya’.
Persyaratan perjanjian sangat sederhana. Siapapun yang merupakan keturunan Orang Sungai yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kinabatangan atau di tempat lain tidak boleh diganggu apalagi dimangsa oleh buaya tersebut.
Apakah cerita ini hanya legenda atau yang lain, kebenarannya tidak dapat diketahui secara pasti. Meski kisah perjanjian ini tidak seratus persen menjadi kepercayaan saat ini, namun tetap menjadi khazanah sejarah nenek moyang Air Sungai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menurut kesaksian lisan dari banyak tetua setempat, ‘Gegejanji Gunai Boya’ atau kesepakatan dengan buaya adalah fenomena yang sebenarnya terjadi dalam budaya masyarakat Orang Sungai, khususnya bagi para lansia.
Bumiputera Di Sabah
Menurut seorang sesepuh bernama Mak Andam Bahima Sapiudin, 65 tahun, kesepakatan itu diyakini bermula antara raja buaya bernama Aki Turonggari dengan nenek tua bernama dukun Aduk Sibulig-buliq. Menurut ketentuan perjanjian, selama keturunan dari keturunan Aduk Sibulig-buliq mematuhi larangan-larangan seperti mandi, mencuci pakaian atau mencari kesehatan di sekitar sungai, maka selama keturunan Aki Turonggari mengikuti perjanjian tersebut. .
Bukan mitos atau legenda, kata Bahima, meski ‘Gegejanji Gunai Boya’ merupakan cerita turun temurun, namun tetap berdampak pada kehidupan masyarakat etnis Orang Sungai. Tak heran jika cerita tersebut menjadi sesuatu yang mereka yakini meski banyak orang yang menganggapnya hanya cerita fantasi.
Tak bisa dipungkiri hukum takdir manusia yang merupakan hukum Allah SWT, ‘gegejanji ganai boya’ nampaknya relevan dengan kehidupan masyarakat etnis Orang Sungai. Meski tetap mengikuti pantangan yang telah disepakati Aduk Sibulig-bulig dan Aki Turonggari, sebagai warga sesepuh di sepanjang aliran Sungai Kinabatangan, tak satu pun dari mereka atau keturunannya yang dimakan buaya.
Selain Bahima, cerita kontrak juga dibagikan lima nelayan asal Desa Sukau, yakni Sumanto Selamat, 52, Aris Mail, 38, Kamsa Ahmad, 29, Riduan Takasi, 45, dan Ramli Juair, 41. Namun tidak ada. mereka selalu disakiti oleh buaya, perhatian selalu penting setiap kali mereka pergi ke sungai untuk menangkap ikan.
Kepelbagaian Kaum Di Malaysia 1 Pages 1 16
Tak bisa dipungkiri, kelima nelayan ini mengaku pernah bertemu dengan keturunan raja buaya. Situasi mengenaskan dihadapi Riduan sendiri yang sibuk melepas perangkap lobster yang telah dipasangnya.
Namun, misinya terganggu oleh kemunculan buaya setinggi 15 kaki di ujung perahunya. Dia yang tercengang oleh situasi yang mengerikan itu, tidak bisa berbuat apa-apa selain mulutnya yang mengoceh dan membaca doa. Namun, keberuntungan masih berpihak padanya karena buaya perlahan-lahan jatuh dan menghilang di bawah sungai.
Antara fakta dan cerita ‘Gegejanji Gunai Boya mungkin ada benarnya. Sementara warga Desa Orang Sungai keturunan Aduk Sibulig-bulig masih berpuasa saat mencuci pakaian atau mandi atau berobat di sungai, keturunan Aki Turonggari tidak pernah mendengar kabar dibalik kejadian tersebut dari rajanya.
Yang pasti, masyarakat etnis Orang Sungai yang tinggal di Sungai Kinabatangan dan Segama atau dimanapun di Sabah berusaha untuk tetap hidup di tepi sungai. Meski tetap menepati janji, mereka yakin buaya itu bukanlah manusia di dalam air yang bisa dipercaya sebagai teman.
Latar Belakang Etnik
Langkah pertama pihak laki-laki memberi isyarat kepada keluarga pihak perempuan dengan cara memberikan air, kayu, peralatan dapur, pakaian atau kosmetik sebanyak 2 kali, kemudian sebanyak 3 kali kepada keluarga pihak perempuan akan menanyakan kepada keluarga pihak pihak laki-laki apakah barang tersebut di sedekahkan. keluarga atau tujuan, jika pemberi (laki-laki) tidak ada tujuan, hanya untuk bersenang-senang, maka keluarga perempuan akan memberitahu pemimpin dan laki-laki akan didenda 2 laki-laki, yang pertama kemaluan perempuan dan kemaluan laki-laki. Orang tua perempuan membayar RM20 untuk setiap gong.
Tujuan denda adalah untuk mencegah semua laki-laki menghina perempuan dan keluarganya di desa. Sebaliknya, jika pihak laki-laki mempunyai maksud yang sebenarnya, yaitu untuk mentaati/berjanji, maka pihak laki-laki harus memberikan seekor ayam yang cukup besar sebagai tanda penghormatan terhadap kesucian si gadis. Jika pihak perempuan melihat bahwa pihak laki-laki memberikan sesuatu yang seharusnya dimaknai sebagai ziarah tetapi pihak perempuan dan keluarga orang tua tidak setuju dengan pihak keluarga pihak laki-laki, maka keluarga pihak perempuan segera memutuskan untuk tetap kembali. Jika bukan orang tua, maka pilih delegasi untuk bertindak. Jika 3 hari cukup, hadiah tidak dikembalikan, maka pria itu akan memata-matai, yaitu memilih 2 agen untuk memata-matai, yaitu mengirim sebanyak RM20 untuk memutuskan wanita tersebut Apakah keluarga setuju atau tidak dengan pria lain? siapa yang memata-matai lebih dulu dan setelah 3 hari dia tidak mengembalikan uang intelijen maka diadakan proses negosiasi orang tersebut akan memanggil agen intelijen dan beberapa orang untuk menyelesaikannya.
Rombongan disarankan 7 atau 3 orang dan wakil presiden atau ketua peserta merahasiakan bola karena bola tidak bisa diambil atau diletakkan di lantai sampai proses lamaran selesai, baru paket bisa diantar. ayah dan ibu gadis itu.
Langkah pertama adalah ketika rombongan laki-laki tiba di rumah rombongan perempuan, ketua rombongan akan memberikan RM20 kepada orang tua gadis untuk memungkinkan proses bercerita tentang tujuan kedatangan rombongan. Kemudian diskusikan. proses akan dimulai. Wanita itu akan bertanya kepada keluarga tentang hal-hal yang bisa dinaikkan, misalnya berapa yang wanita itu minta, jika ada janji dari wanita itu, berapa uang yang harus dibayarkan coba itu dan dia tidak bisa menunda atau pergi. seperti keluarga yang tidak dapat hadir karena beberapa masalah harus diganti masing-masing RM20.
Hadiri Momen Pacu Jalur, Kesempatan Bupati Kasmarni Undang Menteri Parekraf Ke Bengkalis
Semua janji dan sisa uang itu berkaitan dengan keluarga pihak perempuan yang tidak dapat hadir, hal ini apabila terjadi sesuatu dan pihak laki-laki tidak menikah maka tidak dapat dikembalikan dan dianggap mubazir. Setelah pembicaraan antara wanita dan semua janji dan uang untuk keluarga yang tidak dapat hadir dibayar, keluarga wanita akan mengajukan permintaan uang penuh, misalnya RM5000 Tidak termasuk rumah baru, ternak dan perlengkapan tidur. oleh pihak wanita, jika permintaan tersebut disetujui, pihak wanita akan menjelaskan segala keburukan dan kebaikan dari masing-masing keluarga wanita tersebut. untuk diskusi.
Setelah itu pembahasan waktu bagi hasil, nikah segera atau untuk jangka waktu tiga bulan bila sudah tiba waktunya, pihak laki-laki akan menemui pihak perempuan untuk menunjukkan uang yang diminta, namun jika uang tidak mencukupi maka diberikan jangka waktu 3 bulan dan jika terjadi 2 kali, juga tidak tersedia cukup uang bagi pihak perempuan untuk memutuskan apakah ia harus melunasi utangnya atau melanjutkan pemutusan persekutuan.
Waktu bersama ini tidak terikat dengan tanggal yang ditentukan jika pihak laki-laki telah dapat menuliskan permintaan pihak perempuan maka sewaktu-waktu pihak laki-laki dapat membicarakan perkawinan ini dan dapat lebih cepat pada waktu akad dan jika tersedia. disepakati kedua belah pihak untuk melangsungkan pernikahan pada hari atau hari terbaik menurut adat dan berpedoman pada sunnah nabi. Tol selama periode yang bersangkutan:
* Laki-laki menawarkan untuk menghancurkan tunangan tanpa masalah, aturannya adalah memberikan gong atau abos, dan hukuman gong (baik) dan segera memutuskan tunangan.
Gerakkaki Eda: Tadau Keamatan (pesta Keamatan)
* Jika ada laki-laki dan perempuan, jika ada laki-laki yang mengganggu kontrak yang dilanggar, maka laki-laki yang mengganggu hanya akan dihukum, satu per gong dan itu saja. hilang selama pertunangan, pria yang terkena harus diganti dan orang yang terkena tidak dapat menikahi wanita tersebut.
* Tidak diperbolehkan potong rambut untuk peserta pria dan wanita
Pakaian tradisional orang asli, pakaian tradisional sulawesi, pakaian tradisional suku, pakaian tradisional banjar, pakaian tradisional yogyakarta, pakaian tradisional india sari, pakaian tradisional suku dayak, pakaian tradisional, pakaian adat tradisional, pakaian tradisional orang jawa, pakaian tradisional sunda, pakaian tradisional orang ulu